Cita-cita saya berada di bangku SMA hanyalah satu. Bisa ke luar negeri gratis !
Mungkin karena merasa terpojok atau sudah menjadi keharusan untuk bisa terus mempertahankan prestasi, saya mulai merasakan kehidupan yang tak tenang. Sering kali saya merasa seperti anak bawang di rumah saya sendiri. Sebagian besar manusia yang tinggal di rumah saya adalah makhluk-makhluk yang sangat prestatif. Terutama, saudara-saudara saya yang masih sangat muda namun sudah bolak-balik keluar negeri untuk mengikuti pertukaran pelajar. Entah mengapa, saya menjadi sangat berambisi untuk bisa pergi ke luar negeri dengan gratis !
Dimulai sejak kelas 9 SMP, di mana saya terpilih sebagai perwakilan sekolah dalam English Speech Contest. Bahasa inggris sudah menjadi bahasa sehari-hari di rumah saya. Mungkin karena pengaruh Bapak Ibu yang bekerja lebih dari 5 tahun di Perusahaan Asing. Ketika itu, pikiran saya benar-benar terbuka, bahwa betapa nikmatnya ketika kita pintar menggunakan bahasa asing. Akhirnya, saya memutuskan untuk melanjutkan studi saya ke sebuah sekolah internasional.
Tercetuslah nama SMA Semesta. Sekolah ini merupakan sekolah afiliasi antara Pemerintah Indonesia dengan Yayasan PASIAD di Turki. Di mana, dalam kehidupan sehari-hari, kami dituntut untuk selalu menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Turki.